Wednesday, June 17, 2020

Selamat Datang Ramadhan


Ramadhan di rumah aja

Alhamdulillah aku masih diberi panjang umur sehingga masih bisa berjumpa Ramadhan kali ini.
Ramadhan bersama keluarga adalah anugrah terindah yang Allah berikan pada aku sebagai  umatNya. Dimana aku diberi kesempatan untuk menjadikan rumah sebagai tempat paling syahdu untuk menjalankan ibadah bersama keluarga kecilkù. 
Hanya ada ayah sebagai imam serta anak-anak  dan aku sebagai makmum. Kepala keluarga bertanggung jawab langsung pada Allah. Melantunkan doa dan pinta seraya bermunajat pada sang Pencipta dan diaminkan oleh aku dan anak anakku yang menjadi tanggung jawabnya. 
Sempurnakanlah ibadah kami Ya Rab.

Keterbatasan ruang gerak karena Covid 19 semoga tidak menjadikan kami jauh dari kerabat dan tetangga. Walaupun tidak bisa bersama masih banyak cara untuk saling peduli pada mereka. 
Saling mendoakan, berbagi kepada yang membutuhkan, memudahkan urusan orang lain.

Moment Ramadhan di rumah saja, semoga mendekatkan tidak hanya raga tetapi juga hati kami. Menyiapkan sahur, berbuka bersama, tarwih dan ibadah lain bersama. Saling bantu dan mengingatkan.

Semoga Ramadhan kali ini bisa menjadikan kami orang orang yang selalu bersyukur. Berpikir dengan hati yang legowo, melihat dan menilai sesuatu dengan positif thinking. Menghindari berprasangka buruk. Semoga kami bisa menjalankan bulan suci ini dengan penuh kebaikan dan kaselamatan, tetap teguh dalam iman dan Islam. 
Semoga kita semua terselamatkan dari wabah yang sedang melanda dunia .
Aamiin
Selamat menyambut hadirnya bulan Ramadhan

Thursday, October 18, 2018

PILIHAN

By Mulya Indra feat Lilis

Sriyem bingung harus memilih yang mana, sementara Simbok kian memaksanya untuk segera memilih pinangan siapa yang diterima.

Tarjo, yang setara derajatnya dengannya, tapi memiliki ketampanan Arjuna atau Rojak dengan kekayaannya setara dengan Rizal Bakrie di kampungnya, tapi dengan tampang yang tak sedap dipandang.

Sriyem menyerah dan terduduk di pinggir amben, dikeluarkan foto kucel dari bawah bantalnya. Tubuh kekar dan kulit hitam manis itu memeluknya erat dari belakang.

"Kenapa bukan kau yang melamarku??" rintihnya seraya membanting foto Sriyem dan Ponirah lalu dirobeknya dan diremasnya foto Ponirah.
"Penghianat" desisnya
...

Ponirah menghempaskan tas dan bawaannya ke dipan reot yang tak berkasur . Kamarnya masih sama seperti   6 tahun yang lalu. Lemari pakaian yang pecah kacanya. Dinding geribik yang sudah bubukan. Sisir rambut yang ia selipkan di geribik dekat lemari,  poster  bintang film, artis dangdut semua masih ada. Nyaris tak ada perubahan.
Perlahan dibukanya lemari plastik di sudut ruang. Sebuah album foto, dua gadis kecil bergandengan tangan dengan senyum ceria.
Sriyem, bisiknya perlahan, maafkan Aku.

Wajah gadis kecil, adik kelasnya itu terlihat begitu lemah dan tak berdaya.
Dia selalu lari padanya bila ada yang menggangunya. Tubuhnya yang lebih besar dari gadis lainnya membuat teman temannya takut padanya. Mereka berdua bak perangko dan amplop, nempel terus.
Bahkan ketika dia memutuskan untuk menjadi TKI ke Taiwan Sriyem juga ikut terbang menyusul. Walaupun berbeda majikan, mereka selalu menghabiskan liburan bersama.

"Nduk, makan dulu" suara siMbok membuyarkan lamunannya. Mbok bawakan makanan kesukaanmu" tambahnya lagi.

"Aku sudah makan di warung lek Sarman"   tolaknya. "Kangen masakan Indo mbok" jelasnya lagi.
"Nduk, opo koe yakin arep mbalek neh nang Taiwan?" Simbok mendekat,
lalu duduk di ujung amben.
"Iya mbok" jawabnya singkat. Tangannya meraih bungkusan coklat.
"Ini bagikan buat anak anak tetangga ya Mbok" lanjutnya sembari mengulurkan sebungkus coklat.
"Aku mau mandi"  Dia tinggalkan siMbok , lalu menuju kamar mandi di belakang dapur.
Ah rumah yang lengang. Adiknya sudah 2 tahun di  Taiwan, menyusulnya jadi TKI juga.
"Daripada  Aku ribut  terus dengan bajingan itu karuan aku kerja nang Taiwan mbak" terangnya
Sejak bapak meñinggal, si mbok sudah menikah lagi dan tinggal dengan suami barunya.Lelaki yang merusak masa depannya .  Lelaki yg sudah menghabiskan uang kirimannya untuk memperbaiki rumah. Lelaki yang tak ingin dia lihat lagi.
...
Kantor kelurahan sepi pagi ini sehingga urusan surat menyurat bisa selesai sesuai dengan rencananya. Sebelum berangkat ke Bandara dia akan mengunjungi Sriyem. Dia ingin meminta maaf. Keputusannya untuk menerima pinangan Parmin sudah bulat.

...
"Yu, kok bengong aja?" Suara Tantri membuyarkan lamunan Sriyem
"Sudah lo, lupakan saja yu Pon. Dia memang penghianat" dengus Tantri. tangannya terkepal.
"Tapi aku belum bisa melupakan Kang Parmin" isaknya.
Teganya Yu Pon menggoda Kang Parmin. Sampai hari ini dia masih belum bisa mengerti mengapa Kang Parmin memutuskan menikah dengan yu Pon bukan dengannya, kekasihnya.
Padahal saat dia akan pulang ke Indo karena desakan bapaknya yang ingin menikahkannya dia sudah meminta tolong yu Pon untuk menjelaskan pada Kang Parmin bahwa  dia tidak akan menuruti keinginan ayahnya. Dia akan menunggu Kang  Parmin dan menikah dengannya. Tapi mimpinya buyar.
Matanya kembali merebak.
"Wes tho Yu" suara Tantri kembali mengagetkannya.
Sriyem menghela napas perlahan. Aku sudah memilih.


#MakMoodmenulis
#Tantanganmenulismakmood9
#ceritaku
#ceritakita